
Bertanya! Ketika guru di sekolah ngasih kesempatan buat bertanya seringkali kelas jadi sepi dan canggung. Nengok kiri… Nengok kanan.. Liat bawah sama sekali gak ada yang angkat tangan. Padahal, pas jam pelajaran selesai kita buru-buru tanya temen atau cek internet karena masih ada aja yang belum ngerti. Tapi kenapa sih susah banget buat angkat tangan dan bertanya aja? Dan apakah malu bertanya ini cuma ada di Indonesia?

Anggapan yang sering beredar itu,“ Pelajar Asia itu lebih pasif dibandingkan pelajar Barat“(Heng, 2017; Chalmers & Vores, 1997). Tapi benarkah begitu?

Jawaban simpelnya, sejauh ini ada perbedaan nilai budaya. Banyak negara Barat lebih menekankan kemandirian. Sedangkan banyak negara Asia lebih ngutamain hormat, khususnya sama yang lebih tua. Perbedaan ini singkat cerita ngaruh ke gimana banyak orang Barat gak ada masalah buat bertanya secara terbuka. Sedangkan kita lebih terbiasa bertanya dengan lebih malu-malu kucing. Tapi persoalan seputar keaktifan bertanya dan berpikir kritis sebenarnya juga masih jadi PR di mana-mana. Tapi pertanyaannya kenapa?

Mungkin selama ini yang lebih jadi tembok besar penghalangnya adalah bertanya biar paham pelajaran belum jadi prioritas di ruang kelas. Perhatian, waktu, energi kita keburu habis buat hal-hal lain. Makanya penelitian ini bilang, kurikulum di banyak negara itu terlalu ambis. Standar terlalu tinggi, materi terlalu banyak, gundukan administrasi, tambah lagi dengan ujian yang datang bertubi-tubi dan udah kayak hubungan hidup dan mati. Ngebayangin itu semua tadi udah jadi kayak kabel earphone yang dikeluarin dari kantong yaitu belibet dan ngeselin. Terus, Kita sendiri bisa apa?
Tentu aja, bisa banyak! Ibarat otot, perilaku bertanya juga perlu dilatih dan dibiasain. Misalnya, coba liat soal anak SD ini, yang pertanyaannya gak cukup dijawab pake modal ngafal aja.

Selain itu, ikutan nyediain ruang yang kondusif dan aman buat bertanya, biar berbagai rasa takut bertanya ini gak terus gentayangan. Caranya, dengan sama-sama sepakat kalau pertanyaan yang diajuin di kelas bukan sebagai bentuk menjatuhkan, ajang cari perhatian, sampai pinter-pinteran, melainkan sesederhana buah dari rasa ingin tahu dan keinginan untuk belajar.

Jadi kesimpulannya, kenapa kita gak nanya? jawabannya bisa disebabin dari berbagai alesan. Tapi, itu gak bikin kita putus harapan. Karena buktinya, di sini kita juga punya banyak banget orang-orang yang berani bertanya.

Jadi sampe sini, ada yang mau bertanya? Dan seperti biasa, terima kasih.